ACEH, JAGAINDONESIA.COM – Anggota DPRA dari Gerindra yang juga Ketua Forum Silaturahmi Keluarga Lhong (Forsikal), Abdurahman Ahmad menggandeng ARC-USK mengembangkan nilam di Kecamatan Lhong Aceh Besar.
Pertemuan duek pakat berlangsung di Aula Kecamatan Lhong Aceh Besar yang dihadiri oleh Ketua Forsikal, Abdurrahman, Camat Lhong Drs. Rauza Das, Perwakilan Koramil dan Polsek Lhong. Dari Universitas Syiah Kuala hadir Wakil Rektor 4 Prof. Hizir, Kepala ARC Dr. Syaifulllah Muhammad dan beberapa komunitas seperti Nilam Aceh Heritage (NAH), Asosiasi Petani Atsiri Aceh serta keusyik dari 28 gampong di Kecamatan Lhong.
Camat Lhong Rauza, dalam sambutannya menyampaikan rasa gembiranya dengan pertemuan lintas instansi baik dari kalangan pemerintah, anggota DPRA, Perguruan Tinggi, Dunia Usaha dan Masyarakat.
“Nilam di Lhong punya sejarah panjang, bahkan sampai saat ini di beberapa tempat seperti Paroe masih menyuling nilam. Kami berharap masyarakat bisa kembali menggalakkan nilam, karena hari ini ada ARC yang membantu nilam Aceh dari segi ilmu pengetahuan” ujar Rauza.
Sementara itu Abdurrahman, anggota DPRA yang juga sekaligus Ketua Forsikal menyampaikan antusias warga Lhong untuk kembali mengembangkan nilam. Kestabilan harga nilam dalam 5 tahun terakhir telah membuat maayarakat yakin untuk kembali menanam nilam.
Kehadiran ARC menurut Abdurrahman, telah menciptakan ekosistem baru industri nilam Aceh yang lebih damai dan berkeadilan. ARC telah mengembangkan berbagai produk turunan nilam, sehingga minyak nilam, selain diekspor juga bisa diproses di Aceh untuk meningkatkan nilai tambah dan penghasilan masyarakat.
“Masyarakat jangan ragu untuk menanam nilam, tanaman ini sudah ada sejak zaman Belanda, dan bertahan sebagai komoditas ekspor yang bernilai ekonomi tinggi hingga hari ini. Apalagi sekarang ada ARC yang membantu teknologi dan jaringan pemasaran sehingga nilam sebagian bisa diproses menjadi berbagai produk yang bernilai tambah untuk masyarakat Aceh”
“Kami berharap agar ARC dapat menjadikan Lhong sebagai kawasan binaan dengan berbagai program nilam. Terutama dengan berbagai mitra dari dalam dan luar negeri” lanjut Abdurrahman.
Sebagaimana telah banyak diketahui, ARC-USK bersama berbagai stage holder dalam 5 tahun terakhir telah melakukan berbagai terobosan untuk membantu menyelesaikan banyak persoalan rantai pasok dan nilai (suply and value chain) nilam. ARC juga telah memiliki fasilitas produksi Molecular Distillation and Fractionation untuk purifikasi dan peningkatan kualitas minyak nilam.
Sementara itu, Wakil Rektor 4 USK, Prof. Hizir yang turut hadir kembali menegaskan dukungan penuh USK untuk melalui ARC membantu industri nilam khususnya di Aceh. USK sebagai Perguruan Tinggi terbaik di Sumatera, dan jantung hati masyarakat Aceh akan menggunakan semua potensi yang dimiliki untuk terus mengembangkan nilam Aceh. Apa lagi satu-satunya Pusat Unggulan Iptek (PUI) Nilam di Indonesia ada di Universitas Syiah Kuala.
“ARC sebagai pusat riset terbaik di Universitas Syiah Kuala telah diberi mandat oleh Universitas untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menerapkannya bagi kepentingan nilam masyarakat Aceh”, ujar Hizir.
“ARC juga sudah menjangkau berbagai kapupaten, mulai ujung timur di Aceh Tamiang, hingga ujung barat-selatan di Aceh Selatan. Hari ini kami ke Lhong atas inisiatif masyarakat melalui Forsikal untuk melanjutkan berbagai program yang juga telah dilaksanakan diberbagai kabupaten lain” lanjut Hizir.
Dalam pertemuan itu juga dilakukan pemaparan proses nilam dari pembibitan, budidaya, penyulingan hingga produk turunan dan pengembangan desa wisata nilam oleh Kepala ARC Dr. Syaifullah Muhammad.
Syaifullah menjelaskan bagaimana pentingnya sentuhan iptek pada hulu hilir industri nilam Aceh. Selain itu juga dijelaskan bagaimana pembibitan dan budi daya nilam mesyarakat terintegrasi dengan penyulingan modern, pengembangan produk turunan, mitra dalam dan luar negeri hingga digital marketing dan desa wisata.
“Hari ini ARC mengajak banyak mitra hadir ke Lhong. Ada komunitas Nilam Aceh Heritage, Asosiasi Petani Atsiri Aceh, Koperasi Inovac, PT. UGreen, juga tim peneliti tentang kekayaan hayati genetika nilam Aceh dan juga tim Desa Wisata Nilam. Sehingga ada yang mengurusi pembibitan, budidaya mandiri, farming project dengan Perancis, penyulingan dan pembuatan produk desa berbasis nilam seperti sabun, hand sanitizer, aroma terapi dan parfum serti pengembangan desa wisata.” urai Syaifullah.
“Dengan berbekal pengalaman 5 tahun dalam pengembangan nilam Aceh, kita optimis dapat meningkatkan kualitas berbagai program yang akan kita laksanakan. Lhong punya potensi luar biasa, dukungan masyarakat, potensi alam, aparat desa dan kecamatan semua menunjukkan semangat bekerja yang luar biasa. Bahkan tanpa bantuan apa pun, masyarakat dengan aparat desa sudah melakukan pengembangan nilam secara mandiri. Ini sangat layak untuk kita apresiasi” tutup Syaifullah.
Syaifullah juga menjelaskan tahun ini akan ada bantuan bibit untuk membangun kebun bibit nilam di Lhong dari LPPM USK. Juga akan ada farming project 10 Ha budidaya nilam untuk Lhong yang didukung oleh UGreen.
Setelah pertemuan di Aula Kecamatan, tim ARC kemudian berbagi tugas ke 3 lokasi. Ada yang ke Gampong Geunteut dan Pasie Jantang untuk survey dan jumpa masyarakat untuk pengembangan 10 Ha Farming Project dan Desa Wisata, ada yang ke Pudeng untuk eksplorasi kekayaan hayati nilam masa lalu, serta ke Paroe untuk melihat ketel penyulingan masyarakat. Diperkirakan semua program akan dilaksanakan setelah Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini. (JI/Anja)