Bandung, 19 Mei 2022 — Juru Bicara Presidensi G20 Indonesia, Maudy Ayunda mengajak masyarakat untuk mendukung empat agenda prioritas G20 bidang pendidikan. Pada pertemuan perdana, Kelompok Kerja Pendidikan atau Education Working Group (EdWG) yang diselenggarakan di Yogyakarta, negara-negara anggota G20 telah menyepakati komitmen untuk mendukung empat agenda prioritas Indonesia di bidang pendidikan yaitu Pendidikan Berkualitas untuk Semua, Teknologi Digital dalam Pendidikan, Solidaritas dan Kemitraan, serta Masa Depan Dunia Kerja Pasca Covid-19 sebagai solusi bersama untuk bangkit dari situasi pandemi.
“Melalui kepemimpinan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), mari kita jalankan apa yang menjadi arahan Presiden Joko Widodo untuk menghasilkan langkah konkret dari presidensi Indonesia,” ujar Maudy Ayunda yang disampaikan secara daring melalui YouTube Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Kamis (19/5).
“Saya mengajak kita semua untuk mendukung keempat agenda prioritas G20 pada EdWG. Harapannya, EdWG dapat memberikan manfaat bagi Indonesia dan dunia melalui komitmen terhadap pendidikan yang berkualitas untuk semua,” lanjut dia.
Terkait agenda prioritas pertama, yaitu Pendidikan Berkualitas untuk Semua, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, mengambil contoh transformasi pembiayaan pendidikan yang kini lebih berkeadilan sosial seperti dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan perluasan cakupan berbagai jenis beasiswa. Mendikbudristek juga menjelaskan terobosan Merdeka Belajar yang menjadi basis pembahasan agenda prioritas Teknologi Digital dalam Pendidikan.
”Kemendikbudristek melakukan banyak terobosan yang belum pernah dilakukan sebelumnya seperti platform Merdeka Mengajar. Tidak seperti pandangan umum yang fokus pada aplikasi belajar daring, platform yang dirancang Kemendikbudristek berfokus untuk memberdayakan dan mendukung kepala sekolah serta guru untuk mengoptimalkan potensi mereka,” terang Menteri Nadiem dalam sambutan pertemuan kedua G20 EdWG, Rabu (18/5).
Selain itu, Mendikbudristek juga menjelaskan platform SIPLah sebagai lokapasar yang membantu sekolah mendapatkan kebutuhannya secara efisien. Selain itu, terdapat platform Kedaireka yang menghubungkan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Kemendikbudristek selalu berupaya untuk makin membuka keterlibatan berbagai organisasi dengan perguruan tinggi guna menghadirkan pendidikan yang lebih relevan dengan DUDI.
Selanjutnya, terkait agenda prioritas ketiga, yakni Solidaritas dan Kemitraan, Menteri Nadiem menjelaskan kepada delegasi EdWG G20 terkait program Organisasi Penggerak dan dana padanan (matching fund) sebagai transformasi pendanaan pendidikan tinggi yang mengedepankan kerja sama lintas sektor dalam peningkatan mutu pendidikan.
Mendikbudristek juga menjelaskan berbagai terobosan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang menjadi basis agenda prioritas keempat, yaitu Masa Depan Dunia Kerja Pasca Covid-19. Melalui MBKM kata dia, mahasiswa didorong untuk belajar di luar kelas dan mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan di dunia nyata.
“Indonesia melihat ke masa depan, kita melompat ke arah masa depan, dan kita tidak ingin hanya mengejar ketertinggalan,” tegas Mendikbudristek.
Mendikbudristek optimistis bahwa konsensus dalam pertemuan EdWG G20 yang tertuang dalam Laporan EdWG G20 dan Deklarasi Menteri Pendidikan, akan menjadi tonggak penting dalam perjalanan dunia pendidikan di dunia dalam upaya memulihkan pendidikan sebagai dasar untuk mencapai masa depan yang berkelanjutan. (Denty/Desliana)