MANOKWARI, JAGAINDONESIA.COM – Wakil Ketua Komite I DPD Republik Indonesia Dr. Filep Wamafma SH., M.Hum menindaklanjuti aspirasi ratusan casis Tamtama TNI-AD yang tidak lolos ke Kodam XVIII/Kasuari Papua Barat pada Selasa, 25 Oktober 2022.
Kedatangan senator DPD RI Filep Wamafma diterima baik oleh Pangdam XVIII/Kasuari Papua Barat Mayjen TNI Gabriel Lema, S.Sos melalui Kepala Staf Kodam (Kasdam) Brigjen TNI Yusuf Ragainaga didampingi para Asisten Kodam Kasuari Papua Barat.
“Kedatangan saya kesini untuk menindaklanjuti aspirasi dari para casis TNI, sehingga saya mendapat penjelasan langsung dari Kodam Kasuari agar informasi yang diterima jelas dan tidak bias. Harapannya saya juga bisa menyampaikan jawaban ataupun penjelasan yang tepat kepada mereka yang tidak lolos,” ungkap Filep Wamafma.
Melalui kunjungan ini, Filep berharap mendapat penjelasan langsung dari Kodam Kasuari terkait para casis Tamtama yang tidak lolos dalam tahapan seleksi tersebut. Akan tetapi, Filep juga menyampaikan apresiasi kepada Kodam Kasuari Papua Barat karena telah melaksanakan rekrutmen putra/putri asli Papua melalui kuota afirmasi.
“Kita tahu bersama bahwa proses penerimaan sudah berlangsung dan sebagian dari putra/i asli Papua tidak lolos dalam seleksi itu. Barangkali saja ada pertimbangan lain dari pihak penyelenggara dalam hal ini Kodam Kasuari Papua Barat agar dapat dipahami bersama,” ujar Filep.
Menanggapi aspirasi tersebut, Kasdam Kasuari Papua Barat Brigjen TNI Yusuf Ragainaga menjelaskan bahwa kuota penerimaan Tamtama untuk tahun ini terbatas. Menurutnya, usulan terkait penerimaan TNI di Kodam Papua Barat telah diterima oleh Kementerian Keuangan dan diberikan kuota 500 orang.
Dari kuota itu, diterima Tamtama sebanyak 250 orang pada tahun 2022 ini dan awal tahun 2023 mendatang akan diterima lagi sebanyak 250 orang. Akan tetapi lanjut Yusuf, jumlah pendaftar sangat banyak yakni lebih dari 1000 orang, sehingga rasionya juga sangat besar yakni 1:4.
Yusuf menjelaskan, meskipun Papua Barat memiliki kebijakan Otsus, namun penerimaan Tamtama juga harus melalui seleksi.
“Jumlah pendaftar sangat banyak, anak-anak asli Papua mendaftar TNI-Polri karena adanya Otsus, sehingga usia produktif sangat tinggi untuk mendaftar ke TNI-Polri. Artinya bahwa ada kemudahan dari Otsus itu bagi putra/i asli Papua untuk masuk sebagai TNI/Polri. Namun penerimaan ini tetap memperhatikan tahapan seleksi dan kuota yang ada,” ungkap Yusuf.
Usai mendapat penjelasan, senator Filep Wamafma diberikan kesempatan untuk melihat secara dekat proses seleksi Tamtama TNI yang sedang berlangsung di Kodam Papua Barat. (WRP)