BINTUNI, JAGAINDONESIA.COM – Kabupaten Teluk Bintuni dikenal memiliki sumber daya alam melimpah, diantaranya banyak kepiting bakau yang hidup di lumpur dan akar pepohonan bakau di sepanjang sungai di Teluk Bintuni. Kepiting bakau yang sangat banyak diminati masyarakat lokal ini menjadi sumber rezeki tersendiri bagi Amril H. SE.
Amril yang merupakan alumnus Universitas Muhammadiyah Makassar ini telah berjualan kepiting 8 tahun lamanya di pasar ikan kota Bintuni. Amril menceritakan bahwa usahanya ini berawal dengan hanya bermodal kepercayaan dari para nelayan kepiting dan agen kepiting di Kota Bintuni. Namun ternyata usahanya dapat berjalan lancar bahkan hingga hari ini.
“Saya mengambil dari penjual dan menjual di pasar lalu hasilnya saya bayarkan kepada para nelayan kepiting atau agen kepiting. Dan puji Tuhan dari semua penjualan penadah kepiting di Pasar Sentral Bintuni ini saya yang masih bertahan hingga sekarang sudah 8 tahun disini,” katanya, Minggu (11/12/2022)
“Kepiting-kepiting ini biasanya saya ambil dari para nelayan kepiting disini kan kita kenal agen terbesar adalah Pak Arius Kemon, beliau satu-satunya putra daerah asal kota Bintuni yang sangat membantu kami penadah dan penjual kepiting. Di beliau, saya mengambil dulu dan menjual, lalu uangnya saya bayarkan ke agen kepiting dan sisanya saya nabung untuk biaya hidup saya dan keluarga terutama dua anak saya untuk bersekolah,” ujarnya.
Menurutnya, dari hasil penjualan kepiting inilah kedua anaknya dapat bersekolah hingga menyelesaikan jenjang sarjana. Kedua anak Amril kini bekerja masing-masing sebagai perawat dan sebagai perawat spesial gigi. Amril lantas mengatakan, harga kepiting yang dijualnya bervariasi sesuai ukuran kepiting.
“Harga kepiting saya hargai yang kecil 5 ekor seharga Rp 50.000,- kalau pembeli mengambil dengan harga Rp100.000 jumlahnya sekitar 10 ekor yang dikemas rapi di dalam kartun. Untuk harga kepiting di agen atau di para nelayan kepiting saya ambil per kilonya seharga Rp 25.000,-“ ujarya.
“Saat lagi rame, kepiting ini laris di Pasar Sentral Bintuni karena kebanyakan para pembeli dari luar kota Bintuni membeli untuk oleh-oleh, bisa sehari saya kumpulin duitnya Rp 1 juta per hari. Kalau lagi sepi biasanya saya kantongi Rp 500.000,- per harinya. Uang ini saya bayar lagi ke agen kepiting dengan cara mencicil dan saya berterima kasih kepada Tuhan karena para agen kepiting dapat memberikan kepercayaan itu kepada saya,” ungkap Amril.
Lebih lanjut, Amril mengatakan dirinya juga menyisihkan setiap hari Rp 25.000,- untuk masjid. Hal itulah yang diyakininya menjadi kunci dari kesuksesannya sebagai penjual kepiting di Kota Bintuni.
“Harapan saya kepada pemerintah kiranya jalan-jalan atau sepanjang lorong-lorong pasar di Kota Bintuni bisa diperbarui agar para pedagang dan pengunjung pasar merasa nyaman, ini juga untuk membantu pemerintah menghidupkan roda perekonomian di Pasar Sentral Bintuni atau khususnya di kota Bintuni ini,” pungkasnya. (MW)