PAPUA BARAT, JAGAINDONESIA.COM – Kabupaten Fakfak yang terletak di Provinsi Papua Barat memiliki sejumlah komoditas unggulan yakni lada, cengkeh dan pala yang termasuk ke dalam Proyek Prioritas Nasional dalam RPJMN 2020-2024.
Komoditas ini telah dikembangkan melalui proyek The Green Economic Growth (GEG) for Papua dan telah berjalan sejak tahun 2017. Adapun proyek GEG for Papua ini merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah daerah Papua Barat dengan Kedutaan Besar Britania Raya di Jakarta dan U. S. Agency for International Development (USAID) di Indonesia.
Adapun pengembangan komoditas pala ini dikelola secara inovatif oleh Rumah Produksi Pengolahan Pala Tomandin Fakfak yang berlokasi di Kecamatan Pariwari. Beragam produk inovasi berbahan pala dikreasikan oleh masyarakat setempat dan diperdagangkan hingga ke mancanegara.
Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin dalam kunjungannya ke Papua Barat juga menyempatkan diri untuk meninjau Rumah Produksi Pengolahan Pala Tomandin Fakfak pada hari ini, Kamis (13/07/2023).
Kedatangan Wapres pun disambut oleh Pemilik Rumah Produksi Pengolahan Pala Tomandin Fakfak Hans Sahupala dan Development Director Kedutaan Besar Inggris Amanda McLoughlin.
Wapres sangat mengapresiasi proses pengolahan pala yang dilakukan secara modern sehingga mampu menghasilkan hasil produk yang berkualitas. Selain itu, rumah produksi pala tomandin yang berada di bawah Papua Global Spice ini bekerja sama dengan Kedutaan Besar Inggris dalam pengadaan alat pengeringan sehingga mampu mempercepat proses produksi pala dan memperbesar potensi ekspor.
“Harapannya, model seperti ini bisa dikembangkan lagi, supaya dikelola dengan cara yang baik, maka diharapkan ada semacam pengelolaan seperti ini, sehingga ekspor kita besar,” ujar Wapres dalam keterangannya kepada awak media.
“Di tempat ini pengolahan pala sudah dilakukan secara lebih modern dan menghasilkan lebih berkualitas,” sambungnya.
Wapres mengapresiasi kreativitas pengolahan pala yang dapat dimanfaatkan seluruh bagiannya menjadi berbagai produk, termasuk manisan hingga parfum.
“Ternyata pala itu semuanya tidak ada yang terbuang. Tadi saya lihat ada bunga palanya, ada biji palanya, ada batok biji palanya juga diekspor. Kulitnya itu buat parfum, buat manisan, jadi nggak ada yang dibuang,” imbuh Wapres.
Melihat potensi besar pengolahan pala, Wapres menyebutkan sangat mungkin untuk memperbesar produksi pala untuk meningkatkan ekspor. Harapannya, semakin tinggi peningkatan ekspor pala maka semakin tinggi juga dampak ekonominya bagi masyarakat.
“Saya dengan pihak terkait nanti akan bicarakan bagaimana mengembangkan proses pengolahan pala di Fakfak ini supaya ekspornya lebih besar lagi,” tutupnya. (UWR)