PAPUA BARAT, JAGAINDONESIA.COM – Kunjungan kerja Wakil Presiden Ma’ruf Amin ke Provinsi Papua Barat membawa kabar rencana pembangunan sektor perekonomian ke Kabupaten Fakfak. Diantaranya, Wapres menyebut PT Freeport Indonesia (PTFI) bakal membangun fasilitas pemurnian dan pengolahan (smelter) di Kabupaten Fakfak ini.
“Nanti juga direncanakan akan membangun smelter dari Freeport, itu dibangun smelter rencananya di Fakfak ini,” kata Ma’ruf saat kunjungan kerja ke Fakfak, Papua Barat, Jumat (14/7/2023).
Pernyataan orang nomor dua di negara ini lantas diamini oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia yang mendampinginya. Menurut Bahlill rencana pembangunan smelter itu sedang dalam tahap pengkajian, diantaranya perihal studi kelayakan terkait bakal lokasi smelter.
Bahlil menyebut, rencana pembangunan smelter ini merupakan langkah konkrit bagian dari komitmen perpajangan kontrak penambangan Freeport.
“Ke depan, insyaallah tolong doakan, Freeport akan membangun smelter di Papua sebagai bentuk dari komitmen perpanjangan (masa kontrak penambangan) dan rencananya akan dibangun di Fakfak. Lokasinya sedang menunggu studi kelayakan (feasibility study/FS),” kata Bahlil.
Sebelumnya, Bahlil menyampaikan pembangunan smelter di Papua merupakan bagian dari syarat yang diajukan kepada Freeport untuk memperpanjang kontraknya sekaligus sebagai bentuk keadilan. Tak hanya itu, terdapat syarat lain yang diajukan yakni penambahan saham negara di PTFI sebesar 10 persen sehingga akan menjadi 61 persen.
Dalam kunjungan ke Fakfak itu, Wapres didampingi Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, hadir langsung di kawasan industri Fakfak untuk meninjau area yang akan menjadi lokasi pembangunan pabrik baru PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT).
Adapun PKT menyatakan akan segera memulai proyek pembangunan pabrik pupuk baru di kawasan industri Fakfak dengan nilai investasi tembus hingga US$ 1 miliar atau setara Rp 15 triliun (kurs Rp 15.000/US$).
Atas nilai investasi sebesar itu, PKT memastikan pembangunan proyek strategis nasional (PSN) yakni kawasan industri pupuk di Fakfak ini bakal memiliki kapasitas produksi pupuk urea sebesar 1,15 juta ton per tahun dan 825 ribu ton per tahun untuk amonia.
Melalui keberadaan pabrik pupuk baru ini, Direktur Utama PKT, Rahmad Pribadi berhadap akan mendorong pemberdayaan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar.
“Jika semuanya berjalan dengan lancar, maka pembangunan pabrik ini akan mengantarkan industri pupuk nasional kita menjadi yang terbesar di Asia Pasifik. Ini juga yang menjadi cita-cita PKT sebagai penyokong ketahanan pangan nasional sekaligus mengharumkan nama Indonesia di kancah global,” ujarnya, dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (16/7/2023).
Saat ini, proses pembangunan pabrik PKT memang masih dalam tahap yang sangat awal. Meski begitu, PKT sudah mengamankan beberapa infrastruktur pendukung, salah satunya untuk pasokan gas yang sudah dipastikan akan didapat dari Genting Oil Kasuri Pte.Ltd (GOKPL).
Sumber gas yang dipasok untuk proyek pembangunan ini akan diambil dari Lapangan Asap, Merah dan Kido (AMK) di Kasuri, Papua Barat.
“Dengan beroperasinya pabrik baru ini nanti, PKT siap mendukung ketahanan pangan bagi Indonesia dengan penyediaan 4,5 hingga 5 juta ton atau pemenuhan sekitar 70 hingga 80% kebutuhan nasional,” tambahnya.
Dibangunnya pabrik baru ini juga diproyeksikan akan memberi kontribusi positif pada pendapatan negara. Potensi pendapatan negara dari pajak penghasilan perorangan diperkirakan akan mencapai Rp 20 miliar per tahun.
Selain itu, ada juga potensi kontribusi pertumbuhan ekonomi domestik melalui porsi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di proyek ini mencapai Rp 10 triliun. Potensi pendapatan daerah pun diprediksikan akan menyumbang hingga Rp 15 miliar per tahun.
“Selama durasi pembangunan proyek, kami memperkirakan penyerapan tenaga kerja ribuan orang saat masa puncak konstruksi dan sebanyak 400 orang saat operasional. Proyek ini pun diharapkan bisa mendorong tumbuhnya bisnis pendukung kawasan. Sebagaimana praktik-praktik pemberdayaan masyarakat yang telah sukses dilakukan di Bontang, PKT berharap bisa melakukan hal serupa di Fakfak,” katanya. (UWR)