BINTUNI, JAGAINDONESIA.COM – Anggota DPD RI Dr. Filep Wamafma menjadi pembicara dalam Temu Raya Persekutuan Anak Muda (PAM) ke IV GKI se-Papua yang berlangsung di gedung GKI Sion Sibena, Klasis kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, Selasa (18/7/2023).
Dalam paparannya, Filep menekankan pentingnya generasi muda Papua menjadi generasi yang tangguh, berkarakter dan berdikari. Senator Papua Barat ini menyampaikan sangat banyak putra-putri Papua yang kini sukses meraih cita-cita sehingga menjadi mandiri dan berkontribusi bagi masyarakat Papua.
“Kita sebagai generasi Papua, terutama adik-adik kaum muda harus tangguh, berani melangkah untuk kemajuan diri, keluarga dan masyarakat. Kita tidak boleh mudah menyerah, karena jati diri anak muda Papua yang tumbuh dalam GKI adalah kuat dan berbudaya, maka harus siap berkompetisi di segala bidang agar memanfaatkan peluang untuk bisa memberikan kontribusi bagi tanah Papua,” ujar Filep.
Menurutnya, salah satu kunci untuk sukses meraih masa depan yang gemilang adalah melalui pendidikan. Filep pun menceritakan masa-masa perjuangannya saat menhadapi kesulitan hidup lantaran keterbatasan finansial terutama saat hendak melanjutkan pendidikan tinggi.
Saat itu, dirinya tetap bertahan, tidak putus asa dan terus berjuang hingga akhirnya mampu menyelesaikan studi Strata Satunya. Selanjutnya, perjuangan yang tidak mudah dan diperlukan keteguhan serta semangat yang tinggi mengantarkan dirinya menyelesaikan pendidikan hingga bergelar doktor dan saat ini menduduki jabatan pimpinan Komite I DPD RI.
“Pendidikan itu sangat penting, terutama untuk mencetak SDM unggul. Contoh kalau sudah tamat SMA/SMK, maka harus melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana. Sebab apabila sumber daya manusia (SDM) Papua tidak berkembang, maka berbagai peluang yang ada akan diambil orang lain,” pesan Filep.
Diskusi itu pun berlangsung interaktif dan salah seorang peserta Temu Raya bertanya kepada Filep Wamafma tentang bagaimana pemuda GKI akan maju tanpa mendapat modal. Termasuk dibenturkan dengan berbagai aturan ketika mengajukan bantuan kepada pemerintah.
Menanggapi hal itu, Filep mengatakan bahwa sebagai anak muda GKI harus berani membuka peluang sendiri, mengenali potensi diri, peka dengan situasi lingkungan sekitar, menangkap ide untuk berkreasi dengan memanfaatkan potensi diri yang dimiliki dan potensi SDA di Papua.
“Saya berharap pemuda GKI SE Tanah Papua lewat kegiatan ini harus lebih percaya diri, mengenali potensi diri dan terus berjuang untuk menjadi pemuda yang bertanggung jawab tidak hanya kepada gereja, tapi masa depan tanah Papua di berbagai sektor kehidupan,” tambah Filep.
Bersama Filep Wamafma, Mamberob Yosephus Rumakiek S.Si., M.Kesos juga menjadi pembicara dalam diskusi temu raya PAM GKI tersebut. Para pembicara juga memotivasi pemuda GKI di tanah Papua untuk tetap menjaga kebersamaan untuk gereja dan kepedulian terhadap tanah kelahirannya termasuk mendiskusikan persoalan tentang Otsus agar berdampak efektif bagi kesejahteraan masyarakat Papua. (WRP)