MANOKWARI, JAGAINDONESIA.COM – Ketua Komite III DPD RI merespons kasus viral di Sekolah Dasar Abdi Sukma Medan lantaran seorang Guru menghukum siswanya duduk di lantai selama 3 hari karena menunggak pembayaran SPP.
Filep menyayangkan tindakan guru tersebut dan berharap tindakan penghukuman siswa secara berlebihan tidak terulang kembali di dunia pendidikan Indonesia.
“Kasus-kasus dalam dunia Pendidikan kita hari ini adalah cerminan masa depan anak-anak Indonesia. Kita berharap, para Guru menjadi contoh teladan di Instansi Pendidikan. Bukan orang yang ditakuti, namun orang yang disegani dan disenangi karena karakternya,” kata Filep, pada Sabtu (11/1/2024).
Menurut Senator Papua Barat itu, persoalan kesulitan ekonomi masyarakat dalam membiayai pendidikan harus menjadi perhatian bersama. Filep menyebut bahwa dana BOS yang diberikan oleh Pemerintah seharusnya dapat dipergunakan untuk membantu siswa yang kesulitan secara ekonomi.
“Sekolah Swasta telah ditetapkan oleh Pemerintah untuk bisa menerima dana BOS dengan persyaratan tertentu. Apakah SD Abdi Sukma Medan ini menerima dana BOS? Jika menerima, maka dana BOS itu sebetulnya dapat digunakan untuk membantu siswa yang kurang mampu secara ekonomi,” tegas politikus Papua Barat tersebut.
Lebih lanjut, Filep menekankan kembali bahwa substansi dana BOS yang diberikan Pemerintah adalah untuk membiayai operasional penyelenggaraan pendidikan, membantu siswa yang kurang mampu secara ekonomi, memberikan materi pembelajaran dan kegiatan tambahan, termasuk mengurangi beban ekonomi Masyarakat. Karena itu, jika terdapat siswa yang benar-benar membutuhkan seharusnya sekolah dapat memberikan perhatian khusus.
Selain itu, Filep juga menekankan bahwa substansi Pendidikan di Indonesia seharusnya untuk perbaikan etika dan moral siswa. Hal itu harus sedemikian rupa dicontohkan oleh para pendidik di Tanah Air.
“Arah Pendidikan kita adalah perbaikan karakter, pembinaan moral, dan pengembangan seluruh potensi siswa sehingga mampu menjadi pribadi yang kuat dalam menghadapi tantangan zaman. Karena itu, kita harus mewariskan Pendidikan yang menguatkan mental para siswa, bukan menjatuhkan mentalnya,” tutur Filep.
“Saya berharap Pendidikan dikembalikan kepada akar budaya bangsa yang menempatkan nilai nilai agama, budaya, dan kearifan lokal sebagai pijakannya. Bukan Pendidikan yang kaku, tanpa toleransi,” tutupnya lagi. (KR)