JAWA TIMUR, JAGAINDONESIA.COM – Jembatan Lama Kota Kediri atau dikenal juga dengan Jembatan Brug Over Den Brantas Te Kediri merupakan jembatan tertua di Provinsi Jawa Timur masih berdiri kokoh Kota Kediri. Jembatan yang melintang di atas Sungai Brantas Kota Kediri ini telah genap berusia 152 tahun pada hari ini, Kamis (18/3/2021). Jembatan Lama tersebut dibangun oleh seorang insinyur Belanda bernama Sytze Westerbaan Muurling pada tahun 1836 lalu.
Terkait sejarah pembangunan jembatan Lama, menurut Imam Mubarak, budayawan sekaligus penemu sejarah Jembatan Lama menuturkan Jembatan Lama Kota Kediri dioperasikan dan digunakan sebagai jembatan Groote Postweg (Jalan Raya) oleh Kolonial Belanda sejak 18 Maret 1869.
“Jembatan di atas Kali Brantas di Kediri adalah jembatan besi yang pertama di Jawa bahkan dunia dan dianggap sebagai adikarya di zamannya oleh seorang insinyur bernama Sytze Westerbaan Muurling. Bahkan lebih tua dari Jembatan Brooklyn salah satu jembatan suspensi tertua di Amerika Serikat. Selesai dibangun tahun 1883, jembatan ini menghubungkan Manhattan dan Brooklyn di New York City melintasi Sungai East,” kata Imam dikutip dari merdeka.com (19/3/2020).
Pada usianya yang ke 152 tahun di 2021 ini, komunitas pegiat cagar budaya Kediri dan komunitas lain memperingati ulang tahun Jembatan Lama yang berusia lebih dari satu setengah abad itu. Peringatan ulang tahun dilaksanakan dengan kerja bakti membersihkan jembatan dan area sekitarnya guna menjaga warisan budaya sekaligus memelihara lingkungan alam sekitar.
Sementara itu, pemerintah kota Kediri melalui akun instagram resminya @pemkotkediri (18/3/2021) juga mengajak kepada seluruh masyarakat terutama masyarakat Kota Kediri untuk turut bersama menjaga dan memelihara Jembatan Lama. Selain menjadi kebanggaan masyarakat Kota Kediri, Jembatan Lama merupakan warisan sejarah dan budaya yang berharga dan layak untuk dinikmati generasi di masa depan.
“Menjadi jembatan dengan kontruksi besi tertua di Jawa, tentu menjadi kebangaan tersendiri untuk masyarakat Kota Kediri. Mari kita lestarikan bersama, supaya cerita indah ini bisa terus ada dari masa ke masa,” tutupnya. (AY)