PAPUA, INDONESIA.COM – Rencana pengembangan cadangan migas raksasa di blok Warim Papua memasuki babak baru. Pasalnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan telah melelang Blok Warim yang sebelumnya menghadapi tantangan lantaran bersinggungan dengan Taman Nasional Lorentz.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, blok ini berganti nama dan dipecah menjadi dua yakni Akimeugah I dan Akimeugah II. Blok raksasa ini menjadi incaran perusahaan-perusahaan raksasa.
Ia menerangkan bahwa blok yang dilelang itu telah memotong wilayah yang bersinggungan dengan Taman Nasional Lorentz.
“Sudah, Warim itu kita ganti nama dengan Akimeugah I dan II. Dengan memotong bagian Warim yang masuk ke Taman Lorenz,” katanya di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Rabu (1/11/2023).
Tutuka menyebut sudah ada perusahaan besar yang menyatakan minatnya, namun dirinya belum menyebut secara terang nama perusahaan tersebut.
“Ini kan kita masih proses ya, masih ada yang menarik. Tapi sudah ada, yang beli data sudah ada, tapi belum dikembalikan, tapi bukan perusahaan kecil lah,” katanya.
Adapun potensi migas di blok Warim ini disebutnya termasuk dalam kategori giant atau raksasa. Cadangan migas di blok tersebut bahkan dua kali lebih besar dari blok Masela di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku.
“Giant dia, gede. Jadi di Warim itu di Akimeugah itu ada yang gas, ada yang minyak. Besar, bukan ukuran kecil. Besar,” ujarnya.
Sementara itu, pasca pembentukan 4 daerah otonom baru (DOB) di Papua, kini kembali muncul usulan pemekaran provinsi di tanah Papua. Pada Kamis (2/11/2023), Pemerintah Kabupaten Mimika bersama anggota DPRD dan masyarakat adat mendeklarasikan pembentukan provinsi sendiri yang diberi nama Papua Nemangkawi.
Deklarasi dan kesepakatan ini ditandatangani Bupati Mimika, Eltinus Omaleng, 20 anggota DPRD Mimika, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan tokoh pemuda di Hotel Yello Jakarta Pusat. Bahkan, usulan DOB ini telah diserahkan Eltinus Omaleng kepada Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah pada Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri, Valentinus Sudarjanto Sumito.
Dalam keterangan tertulis yang diterima, terdapat lima poin kesepakatan yang dideklarasikan bersama. Pertama, mendukung sepenuhnya pembentukan Provinsi Papua Nemangkawi dengan ibukota di Timika.
Kedua, mendukung sepenuhnya pembentukan Kotamadya Timika di Timika. Ketiga, mendukung sepenuhnya pembentukan Kabupaten Mimika Barat dengan ibukota di Kapiraya. Keempat, mendukung sepenuhnya pembentukan Kabupaten Mimika Timur dengan ibukota di Agimuga.
Kelima, dengan telah ditandatanganinya berita acara kesepakatan bersama ini maka Provinsi Papua Nemangkawi, Kota Timika, Kabupaten Mimika Timur dan Kabupaten Mimika Barat dinyatakan secara resmi dideklarasikan.
Selain mengusulkan menjadi Provinsi sendiri, Mimika juga mengusulkan pemekaran Kotamadya Timika, Kabupaten Mimika Timur dan Kabupaten Mimika Barat.
“Amungme dan Kamoro tidak pernah bergabung dengan siapapun, kita harus berdiri sendiri. Kita harus miliki provinsi dan kabupaten sendiri. Kita tentukan nasib sendiri,” tegas Eltinus Omaleng, dikutip Jumat (3/11/2023).
Eltinus mengatakan, Provinsi Papua Nemangkawi ini akan menjadi provinsi dan kabupaten dengan konsep otonomi khusus sepenuhnya. Kabupaten dan provinsi harus dipimpin oleh orang asli Papua. Mimika Barat harus dipimpin orang Kamoro. Mimika Timur harus dipimpin orang Amungme.
Menurutnya, usulan ini sebagai bentuk penolakan Nabire sebagai ibukota Papua Tengah yang seharusnya berada di Mimika. Padahal menurutnya Pemkab Mimika yang sejak awal berjuang bahkan sudah menyiapkan infrastruktur untuk Papua Tengah.
Adapun pemetaan wilayah pemekaran Papua Nemangkawi yakni Kabupaten Mimika Barat meliputi Distrik Mimika Tengah, Distrik Mimika Barat, Distrik Mimika Barat Tengah, Distrik Mimika Barat Jauh dan Distrik Amar. Kabupaten Mimika Timur meliputi Distrik Agimuga, Distrik Jita, Distrik Alama, Distrik Jila dan Distrik Mimika Timur.
Kemudian Kota Timika sebagai ibu kota meliputi Distrik Mimika Baru. Sementara Kabupaten Mimika sebagai induk meliputi Distrik Mimika Timur Jauh, Distrik Kuala Kencana, Distrik Tembagapura, Distrik Kwamki Narama, Disrtrik Hoya, Distrik Iwaka dan Distrik Wania. (UWR)