Kamis, 28 November 2024
BerandaEkonomiCatat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun, Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke...

Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun, Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemprov Papua Tengah

PAPUA, JAGAINDONESIA.COM – Perusahaan besar tambang PT Freeport Indonesia (PTFI) mencatat laba bersih sepanjang tahun 2023 sebesar USD3,16 miliar atau setara Rp48,79 triliun (asumsi Rp 15.439 per USD). 

Dari besaran itu, Freeport menyetorkan sekitar Rp3,35 triliun sebagai bagian daerah atas keuntungan bersih perusahaan tahun 2023 kepada Pemerintah Provinsi Papua Tengah, kabupaten penghasil, dan kabupaten lain di Provinsi Papua Tengah.

“Pembayaran bagian daerah dari keuntungan bersih merupakan realisasi komitmen perusahaan dalam mendorong peningkatan ekonomi pemerintah daerah,” kata Presiden Direktur PTFI Tony Wenas dalam keterangan tertulis, Rabu, 17 April 2024.

Lebih lanjut, Tony memaparkan secara rinci dana sekitar Rp3,35 triliun terbagi untuk Pemprov Papua Tengah sekitar Rp839 miliar dan Pemkab Mimika sekitar Rp1,4 triliun. Sedangkan kabupaten lain di provinsi Papua Tengah yakni Kabupaten Nabire, Paniai, Puncak, Puncak Jaya, Dogiyai, Deiyai, dan Intan Jaya masing-masing mendapatkan sekitar Rp160 miliar.

Pada 2023, PTFI berhasil memproduksi tembaga 1,65 miliar pound serta 1,97 juta ounces emas. PTFI juga menyetorkan penerimaan negara dalam bentuk pajak, royalti, dividen, dan pungutan lainnya lebih dari Rp40 triliun pada 2023, termasuk kontribusi ke daerah mencapai lebih dari Rp9 triliun.

Tony menambahkan, PTFI juga terus berkomitmen memberikan manfaat kepada masyarakat di sekitar wilayah operasional melalui beragam program investasi sosial. Pada 2023, nilai investasi sosial PTFI mencapai hampir Rp2 triliun dan akan terus bertambah sekitar USD100 juta atau Rp1,5 triliun per tahun sampai dengan 2041.

“Keberhasilan kami sebagai perusahaan adalah ketika masyarakat di lingkungan sekitar area operasional meningkat taraf hidup dan kesejahteraannya. Kami terus bertumbuh dan berkembang bersama Papua hingga selesainya operasi penambangan pada 2041,” kata Tony.

Sementara itu, seorang ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB Universitas Indonesia Teuku Riefky menyatakan bahwa sektor perhutanan dan pertambangan dapat menjadi pendongkrak utama pertumbuhan ekonomi pada 2024 di empat Daerah Otonom Baru (DOB) di Papua.

“Kita tahu Papua itu kaya dengan hutan dan hasil tambang. Ini bisa menjadi pendorong pertama, tapi kemudian pendorong ini perlu didukung dengan aktivitas-aktivitas ekonomi lainnya,” ujar Teuku Riefky dilansir dari ANTARA.

Menurutnya, semua aktivitas ekonomi yang menopang kedua sektor tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan di empat DOB. Akan tetapi, realisasi dari potensi itu juga membutuhkan waktu untuk dapat terlaksana dengan baik dan maksimal.

“Wilayah ini kan baru sehingga kemungkinan butuh waktu agar dampak programnya terlihat menurut angka pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Februari lalu, Papua Tengah merupakan DOB yang memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi sepanjang 2023, yaitu 5,95 persen. Sementara itu, Papua Pegunungan mengalami pertumbuhan sebesar 4,78 persen, Papua Selatan 4,27 persen, sedangkan Papua Barat Daya 1,82 persen. (UWR)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terkini

- Advertisment -