MANOKWARI, JAGAINDONESIA.COM – Gabungan mahasiswa dan aktivis di kabupaten Manokwari seperti Kohati, BEM Unipa, BEM STKIP Muhammadiyah, HMI Komisariat STKIP, DPK GMNI STKIP dan STIH BEM Manokwari melakukan aksi damai ke gedung DPR Papua Barat dalam rangka Peringatan Hari Pendidikan Nasional, pada 4 Mei 2023 lalu.
Pada momentum peringatan 2 Mei 2023 itu, mahasiswa menyuarakan sejumlah persoalan pendidikan yang menjadi sorotan publik Papua Barat untuk dapat segera ditanggapi dan diselesaikan oleh pemerintah dan DPR PB.
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian kaum intelektual serta tanggung jawab moril kepada masyarakat terhadap pengambil kebijakan di pemerintah daerah, baik kabupaten maupun provinsi.
Salah satu orator demo, Ketua BEM STIH Manokwari Herzon A. Korwa bersama mahasiswa secara lantang dan terbuka menyampaikan sejumlah aspirasi ke hadapan anggota DPR Papua Barat di Arfai, Manokwari.
Herzon mengatakan, terdapat tiga pokok aspirasi yang wajib didengar dan ditindaklanjuti para wakil rakyat (DPR PB) ke pemerintah agar menjawab aspirasi mahasiswa tentang pendidikan di Papua Barat. Tiga aspirasi yang menjadi tuntutan antara lain:
1. Wujudkan pendidikan gratis, ilmiah serta demokratis
2. Naikan upah tenaga pendidik
3. Pemeratan jumlah tenaga pendidik
Di samping itu, Herzon Korwa juga menyatakan dukungan terhadap perjuangan anggota DPD Republik Indonesia, Dr. Filep Wamafma tentang nasib tenaga pendidik SMA/SMK yang berstatus PPPK di wilayah Papua Barat dan hak-hak mereka.
“Pendidikan dasar sampai ke perguruan tinggi harus gratis, sebab secara keuangan APBN/APBD dan didukung dana lainnya seperti dana Otsus Papua pun menjamin sekolah gratis,” katanya.
Menurut Herzon, pihak DPR Papua Barat tak boleh bungkam dan mengabaikan kebutuhan dasar masyarakat Papua Barat tentang pendidikan. Pasalnya, amanat rakyat yang diemban oleh pihak legislatif dan eksekutif bukan hanya untuk mengejar infrastruktur, namun juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Kami lakukan aksi ini sangat murni dari mahasiswa, sebab tidak hanya kami melihat dari satu sisi kemajuan sektor di Papua Barat, namun bagaimana SDM Papua harus diperjuangkan dan tanggung jawab moril kami sangat penting menyuarakan aspirasi masyarakat tentang pendidikan,” ucap Herzon saat aksi damai tersebut.
“Mahasiswa tidak hanya memiliki tanggung jawab utama menuntut ilmu di lingkungan kampus, namun mahasiswa memiliki tanggung jawab moril terhadap dinamika dan persoalan di tengah birokrasi pemerintah, politik, ekonomi, sosial dan budaya di tengah masyarakat,” tambahnya.
Setelah penyampaian aspirasi secara bergantian, koordinator aksi mahasiswa menyerahkan aspirasi kepada anggota DPR Papua Barat Xaverius Kamehubun dan staf yang menerima aksi damai mahasiswa di halaman gedung DPR Papua Barat di Arfai. Dalam kesempatan itu, mahasiswa juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada aparat kepolisian yang menjaga jalannya aksi hingga selesai dengan tertib, lancar dan aman. (WRP)