JAKARTA, JAGAINDONESIA.COM – Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Manokwari, Dr. Filep Wamafma, SH., M.Hum., C.L.A bersama sivitas akademika STIH menyampaikan selamat dan sukses atas bertambahnya usia bagi Provinsi Papua Barat ke-24 pada hari ini 12 Oktober 2023.
Di momen HUT ini, Dr. Filep Wamafma menyampaikan bahwa kehadiran Provinsi Papua Barat merupakan bagian dari komitmen negara untuk melakukan percepatan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Terbentuknya provinsi ini tentu saja memberikan dampak positif di bidang pembangunan dan sektor lainnya.
“Lewat HUT Papua Barat saat ini, saya mengajak kita semua untuk refleksi ke belakang bagaimana perjuangan lahirnya provinsi Irian Jaya Barat (IJB) atau Papua Barat saat ini. Bahkan sejatinya kehadiran provinsi ini tidak semudah yang dipikirkan dan tidak lahir seperti provinsi-provinsi baru yang baru lahir saat ini di tanah Papua,” ungkap Filep.
Akademisi STIH Manokwari ini menegaskan bahwa lahirnya Provinsi Papua Barat memiliki histori dengan tensi politik yang sangat tinggi saat itu. Hal ini layak menjadi catatan penting bagi pejabat petinggi di birokrasi provinsi Papua Barat saat ini untuk tidak melupakan tokoh-tokoh pemakaran.
“Siapapun pemimpin di Provinsi Papua Barat ini jangan sampai melupakan histori maupun jasa baik tokoh-tokoh pemekaran. Lahirnya daerah Papua Barat diklaim bahwa semua orang adalah tokoh pejuang Papua Barat, namun yang perlu diketahui bersama bahwa lahirnya Papua Barat ini merupakan kontribusi dari semua masyarakat Irian Jaya Barat (IJB) saat itu hingga bisa diganti nama menjadi Papua Barat,” ujarnya.
“Jadi semua elemen, organisasi masyarakat dan lain sebagainya terlibat dalam proses pemekaran daerah Papua Barat atau saat itu IJB. Dan sesungguhnya kita harus menghormati dan menghargai tokoh utama dalam pemekaran daerah ini,” sebut Filep.
Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini selaku ketua STIH Manokwari, Dr. Filep Wamafma menyatakan ‘jangan sekali-kali melupakan sejarah’ sebagaimana slogan Jasmerah.
Terlebih, STIH Manokwari sangat berperan penting dalam sejarah lahirnya provinsi Papua Barat. Sejarah mencatat bahwa STIH Manokwari adalah satu-satunya kampus dengan almamater jas merah terdepan yang bersama-sama dengan masyarakat, tokoh adat, akademisi serta kelompok mahasiswa berjuang bagi kehadiran Papua Barat.
Bahkan, kata dia, STIH Manokwari memiliki kontribusi cukup besar untuk provinsi IJB saat itu dan terbukti disebutkan dalam seminar-seminar akademisi tentang pemekaran provinsi Papua Barat di aula kampus STIH.
“Meskipun saat itu ada berbagai ucapan dengan kata cacian dari sejumlah elemen dari Jayapura Papua bagi STIH, termasuk mengirim bingkisan tentang wanita bagi STIH adalah banci. Namun adanya cibiran seperti itu justru mendorong kekuatan besar bagi STIH untuk tetap maju dengan menggerakkan mahasiswa untuk mendukung terjadinya pemekaran provinsi IJB atau sekarang Papua Barat,” jelasnya.
Lebih jelasnya, dosen STIH Manokwari ini menyebutkan bahwa pada era reformasi saat itu semua kekuatan mahasiswa digerakkan bersama elemen masyarakat untuk berada di garis terdepan dalam perjuangan IJB.
“Saat itu tensi politik sangat kuat dan sejumlah oknum dengan tegas menolak hadirnya IJB dan menyatakan sikap untuk memisahkan diri dari NKRI. Namun sivitas akademika STIH bersama BEM dan mahasiswa turun ke jalan dan tetap berada di garis depan elemen masyarakat untuk melahirkan IJB,” ungkap Filep sesuai fakta sejarah lahirnya provinsi ini.
Bahkan STIH Manokwari masuk dalam anggota tim 315 untuk berjuang ke Jakarta meminta lahirnya provinsi IJB. Oleh sebab itu, selaku pimpinan STIH Manokwari Filep Wamafma menyampaikan bahwa kehadiran provinsi ini sudah memberikan kontribusi positif bagi semua pihak dan telah terasa kemajuannya dari semua sektor pembangunan.
“Jadi saat ini kita bisa katakan bahwa kehadiran Papua Barat sudah berdampak positif dan karya terbesar ada di STIH Manokwari bersama tim pemekaran lainnya saat itu,” jawab Filep.
Hadirnya provinsi ini juga tidak terlepas dari kerja keras alumni STIH dan saat ini menjabat di birokrasi pemerintahan, legislatif, lembaga kultur (MRP) dan sektor swasta yang juga berkontribusi bersama membangun kemajuan Papua Barat.
Tak hanya itu, mantan BEM STIH Manokwari ini pun berharap adanya kontribusi pemerintah provinsi Papua Barat bagi bidang pendidikan yang jauh lebih baik. Menurutnya, sengan usia yang cukup matang, daerah ini harus sangat jeli untuk terus meningkatkan pemberdayaan SDM agar semakin berkualitas dan siap diandalkan di masa depan.
“Meskipun STIH Manokwari memiliki histori bagi daerah ini, namun saat ini faktanya pemerintah provinsi Papua Barat belum sepenuh hati melihat kontribusi STIH. Oleh karena itu lewat momen HUT Papua Barat ini perlu bagi gubernur dan jajarannya melihat histori dari berbagai pihak yang berjuang bagi lahirnya daerah ini.
“Kita berharap bahwa perguruan tinggi yang berkontribusi besar dari STIH Manokwari lewat mahasiswa dan sivitas akademika STIH jangan dipandang sebelah mata, sebab STIH Manokwari menjadi bukti sejarah bagi lahirnya provinsi Papua Barat ini. Maka diharapkan daerah ini memberikan dampak positif bagi kepentingan masyarakat serta hindari korupsi dan jangan sampai mengkriminalisasi para pejuang pemekaran ini,” tutup Filep Wamafma. (WRP)