JAYAPURA – Juru Bicara Gubernur Papua Muhammad Rifai Darus meminta semua pihak tak mengartikan negatif dan sempit, narasi dalam potongan video Gubernur Lukas Enembe yang menyebut orang Papua tidak bahagia.
Konteks yang dimaksud pada saat itu, lanjut dia, adalah sebuah sikap empati dari seorang Lukas Enembe yang turut larut dalam tangisan, melihat masih banyak orang Papua menderita karena persoalan keamanan.
“Seperti kejadian yang terjadi di Kabupaten Puncak, Pegunungan Bintang dan di Maybrat Papua Barat. Dimana masih banyak orang Papua menangis karena faktor keamanan. Jadi, jangan diartikan sempit,” kata Jubir Rifai, Selasa (15/2/2022).
Selain itu, sambung ia, pernyataan Gubernur Lukas Enembe juga berkaca dari data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Papua yang memang menyebutkan bahwa indeks kebahagian Provinsi Papua ada pada nilai 69,87 di tahun 2021.
“Meskipun nilai indeks kebahagiaan Provinsi Papua belum memuaskan, jika dibandingkan dengan Provinsi lain. Akan tetapi, perlu dicatat bahwa kenaikan Indeks Kebahagiaan Papua sejak tahun 2014 hingga 2021 menjadikan Provinsi Papua menjadi Provinsi dengan nilai kenaikan yang paling signifikan”.
“Hal ini menunjukan kerja keras dan perjuangan Gubernur Lukas Enembe dalam menghadirkan kebahagiaan bagi seluruh masyarakat Papua. Sehingga berkenaan dengan itu, Gubernur Lukas Enembe meminta kepada seluruh pihak untuk tidak mengartikan negatif narasi yang diucapkannya dalam potongan video itu,” tegas Rifai.
Ia justru mengimbau semua pihak untuk dapat bergandengan tangan membangun Papua. Sebab khawatirnya, jangan sampai ada kepentingan politik jangka pendek yang justru secara terus menerus menggunakan potongan video itu, untuk menjatuhkan Gubernur.
“Termasuk dalam hoax yang baru beredar berkenaan dengan Deklarasi Independent Papua Movement diBali tanggal 16 Februari 2022 yang menggiring keterlibatan beliau,” tegas dia. ***