PAPUA, JAGAINDONESIA.COM – Ketua Komite III DPD RI, Dr. Filep Wamafma menyampaikan bahwa pihaknya mendorong agar persoalan ratusan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih (Uncen) yang terancam didrop-out (DO) dapat menemui penyelesaian yang baik. Pasalnya, lulusan Kedokteran menjadi harapan masyarakat Papua untuk peningkatan layanan di sektor kesehatan.
“Masalah ini menjadi atensi Komite III DPD RI. Saya telah berkomunikasi dengan Rektor Uncen untuk memeriksa pokok persoalannya. Saya harap ini segera menemui penyelesaian yang tepat, utamanya dari sisi internal perguruan tinggi untuk membijaki, dan sisi mahasiswa untuk memegang komitmen mematuhi kebijakan pendidikan dan menyelesaikan studinya dengan baik. Karena bagaimana pun sistem pendidikan berlaku secara nasional, termasuk sistem pangkalan data mahasiswa terkait status mahasiswa aktif ataupun tidak dan ketentuan-ketentuan lainnya,” kata Filep dalam keterangan yang diterima, Jumat (11/4/2025).
“Di sisi lain, tentu kita tahu bersama bahwa lulusan kedokteran menjadi harapan masyarakat untuk peningkatan layanan di bidang kesehatan. Jumlah dokter di Papua masih terendah hingga saat ini, kekurangan nakes masih jadi PR kita bersama. Saya optimis, masalah ini bisa terselesaikan dengan baik,” katanya lagi.
Merespons kejadian ini, Filep yang juga Senator Papua Barat itu menekankan, Komite III DPD RI yang membidangi Pendidikan dan Kesehatan siap menjembatani maupun memfasilitasi komunikasi yang intens dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi serta Kementerian Kesehatan jika perlu.
“Pasca pembukaan sidang nanti, kami akan mengadvokasi untuk menjembatani masalah ini. Kami akan bersama-sama dengan Uncen merumuskan solusi terbaik. Saya meyakini bahwa rektor Uncen dan jajaran akan dapat mengatasi persoalan ini dengan baik secara prosedural. Karena perguruan tinggi juga dituntut patuh terhadap kebijakan yang berlaku, utamanya soal penjaminan mutu pendidikan,” katanya.
Lebih lanjut, Pace Jas Merah yang juga pimpinan PTS di Papua Barat itu mengingatkan agar persoalan ini juga menjadi pelajaran bagi para mahasiswa dan semua stakeholder terkait. Dia berharap pendidikan di tanah Papua semakin progresif sehingga menghasilkan lulusan-lulusan terbaik sesuai standar pendidikan nasional.
“Masalah pendidikan dan kesehatan menjadi fokus kami, karena ini persoalan mendasar. Dalam masalah ini keduanya saling berkaitan, maka sekali lagi kami memberi atensi penuh untuk bersama-sama semua pihak menemui penyelesaian yang tepat,” tutupnya.
Seperti diketahui, sejumlah mahasiswa menggelar aksi protes di depan Fakuktas Kedokteran Universitas Cenderawasih (Uncen) Abepura Kota Jayapura Provinsi Papua pada Rabu, (9/4/2025). Dalam aksi mimbar puluhan mahasiswa menyuarakan tuntutan:  “Hentikan Upaya Drop Out (DO), dan Memberikan Perpanjangan Masa Aktif Kuliah dalam Nomor Induk Mahasiswa (NIM), untuk mahasiswa kedokteran.”
Berdasar keterangan Korlap Aksi, Benyamin Lagowan, sebanyak 109 calon dokter Fakultas Kedokteran Uncen terancam Drop Out, padahal mayoritas mahasiswa akan menyelesaikan studinya.
“Ada yang hanya menunggu ujian kompetensi (UKMPPD), ada yang hanya menunggu Yudisium Profesi adapula yang hanya menyisakan 50% stase bagian dari praktik profesi,” sebutnya.
Terkait Nomor Induk Mahasiswa (NIM), ia meminta agar Dekan Fakultas Kedokteran dan Rektor Uncen, serta Dikti dapat memberikan diskresi atau kebijakan afirmatif mengingat kebutuhan tenaga/SDM Nakes khususnya tenaga Dokter yang tinggi pasca dimekarkannya Daerah Otonomi Baru di Tanah Papua.