PAPUA, JAGAINDONESIA.COM – Kondisi terbaru pilot Susi Air asal New Zealand bernama Philips Mark Methrtens terlihat bersama pasukan TPNPB-OPM dalam sebuah video yang beredar di media sosial baru-baru ini. Lebih dari sebulan disandera, kapten Philips nampak sehat dan membacakan tiga poin tuntutan dalam secarik kertas yang dipegangnya.
Ketiga poin itu terkait dengan aktivitas penerbangan di Papua, pelibatan mediator dan perihal syarat pembebasan pilot tersebut. Kapten Philips terhitung berada dalam tawanan KKB Papua tepat 31 hari pada hari ini, Jumat (10/3/2023).
“Saya diinstruksikan untuk menyampaikan pernyataan ini. Tidak boleh ada pilot asing yang bekerja dan terbang di Papua sampai Papua merdeka,” kata Philips seperti dikutip Jumat (10/3/2023).
Selain itu, Philips juga menyampaikan tuntutan KKB lainnya yakni meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memediasi atau menjadi mediator antara OPM dan pemerintah Indonesia.
“OPM meminta PBB memediasi antara Papua dan Indonesia untuk merumuskan kemerdekaan orang-orang Papua,” ujarnya.
Selanjutnya, Philip yang nampak mengenakan jaket berwarna biru lengkap dengan topi rimba mengatakan bahwa OPM hanya akan membebaskannya ketika Papua sudah merdeka. Ia membacakan tuntutan OPM dengan didampingi sekitar 23 orang yang mengelilinginya yang sebagian diantara mereka memegang senjata laras panjang.
“OPM akan membebaskan saya setelah Papua Merdeka,” tutupnya.
Pasca kasus pembakaran pesawat dan penyanderaan pilot Susi Air di bandara Paro, Nduga, KKB Papua terus melancarkan serangannya. Diantaranya, serangan KKB terjadi di Kabupaten Puncak, Papua Tengah pada Jumat (3/3/2023) lalu dengan menembak 8 orang, satu diantaranya adalah prajurit TNI.
Akibatnya, seorang prajurit TNI gugur saat mengevakuasi seorang warga sipil yang tertembak yakni Tarina Murib yang akhirnya juga dinyatakan meninggal dunia. Adapun 6 korban lainnya yaitu Lerice Telenggen, Rasna Kogoya, Desina Along, Etera Kulua, Anison Tabuni dan Iwan Murib mendapat perawatan intensif.
Tak berselang lama, KKB juga menembaki pesawat yang hendak mendarat di Bandara Bilogai, Intan Jaya. Saat itu KKB juga terlibat baku tembak dengan TNI-Polri. Beruntungnya, tembakan tidak mengenai pesawat meskipun akhirnya gagal mendarat di bandara tersebut.
Selain itu, KKB juga diduga menembak dua warga hingga tewas di distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo pada Rabu (8/3/2023) lalu. KKB Papua telah lama dikenal melakukan aksi maupun serangan di sejumlah daerah di Papua dan menyuarakan tuntutan untuk memperoleh kemerdekaan Papua.
Atas sejumlah gangguan keamanan oleh KKB, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Boy Rafli Amar angkat bicara. Boy mengingatkan masyarakat agar tidak terpecah dalam menghadapi kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua. Ia juga mengatakan masyarakat harus bersepakat bahwa KKB Papua adalah musuh bersama.
“Dalam menghadapi kelompok separatis teroris BNPT mengingatkan pentingnya memastikan masyarakat tidak terbelah dan harus sepakat jika KKB Papua merupakan musuh bersama,” Boy Rafli Amar dilansir Antara, Jumat (10/3/2023).
Menurut jenderal bintang tiga tersebut, masyarakat harus diberikan pandangan tentang paradigma nasional, hukum, motif sampai gangguan keamanan yang dilakukan KKB sehingga ditetapkan menjadi kelompok separatis teroris.
“Sehingga masyarakat tidak terbelah dan sepakat bahwa KKB Papua adalah musuh bersama,” ujar dia.
Boy juga mengingatkan bahwa sudah menjadi tugas bersama terutama bagi BNPT untuk memastikan masyarakat tetap waspada terhadap ideologi kekerasan yang mengarah pada terorisme.
“Tugas kita adalah memastikan masyarakat waspada terhadap ideologi ini, dan ini juga upaya memberikan perlindungan kepada warga negara,” katanya. (UWR)