KEDIRI, JAGAINDONESIA.COM – Pemerintah Kota Kediri memiliki strategi yang jitu untuk memelihara ketahanan ekonomi di wilayahnya. Wali Kota Kediri menyampaikan bahwa perpaduan antara upaya percepatan dan perluasan digitalisasi daerah dengan upaya pengendalian inflasi yang dilakukan secara bersamaan dapat berdampak signifikan terhadap stabilitas sektor perekonomian warga Kota Kediri. Hal itu ia sampaikan oleh Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar saat menghadiri High Level Meeting Bank Indonesia “Evaluasi Dan Program Kerja TPID Kota Kediri Tahun 2021”, Selasa (16/3) secara virtual.
“Pengendalian Inflasi dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) ini adalah sebuah komitmen dari daerah yang harus kita jalankan bersama-sama. Dan ini akan jauh lebih baik jika pengendalian inflasi dan TP2DD dilakukan bersama-sama daerah se-wilayah kerja Bank Indonesia Kediri. Sehingga dampaknya akan sangat bagus,” kata Mas Abu, sapaan akrab Wali Kota Kediri dalam keterangan resmi yang dirilis oleh Pemerintah Kota Kediri pada Selasa (16/3/2021).
Strategi Mas Abu memadukan kedua upaya tersebut salah satunya dengan mempertemukan UMKM dengan para produsen baik sektor pertanian maupun sektor kerajinan. Menurut Mas Abu, di masa pandemi Covid-19 banyak para pedagang di Kota Kediri beralih menggunakan marketplace untuk menjual barang dagangannya.
Mas Abu bermaksud memberikan pengaturan agar mempertemukan hasil pertanian maupun hasil kerajinan tangan dengan para UMKM di ruang marketplace yang berbasis digital. Selanjutnya, dengan pengaturan yang terintegrasi itu akan dapat menghindari adanya praktik penimbunan hasil pertanian dan hasil sektor lainnya yang juga mendukung upaya pengendalian inflasi di Kota Kediri. Lebih dari itu, gagasan Mas Abu juga melibatkan daerah-daerah di eks karesidenan Kediri baik sebagai pemasok maupun pelaku UMKM untuk maju bersama di tengah pandemi.
“Kita juga terus mendorong dalam digitalisasi UMKM dan memang dalam hal ini juga harus ada campur tangan Bank Indonesia. Selain itu, kerja sama dengan para UMKM dan petani harus terjalin agar dapat mengendalikan inflasi. Daripada barang-barang dari petani itu diangkut orang lain, ini bisa bikin kacau dan pastinya barang akan ditimbun. Kalau sudah barang ditimbun, inflasinya bisa tidak terkendali,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri Sofwan Kurnia menyampaikan hal serupa. Dengan adanya perpaduan kedua upaya tersebut dapat mendukung pengendalian inflasi di Kota Kediri. Selain itu, kondisi inflasi yang terkendali sekaligus daya beli masyarakat yang stabil dapat menarik banyak investor untuk berinvestasi di Kota Kediri maupun eks karesidenan Kediri. (AY)