Rabu, 27 November 2024
BerandaBerita DaerahKepala BPNB Sumbar Lakukan Kunjungan Kerja ke Kabupaten Kaur

Kepala BPNB Sumbar Lakukan Kunjungan Kerja ke Kabupaten Kaur

JAGAINDONESIA.COM – Kedatangan Kepala Badan Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumatera Barat dan tim ke Desa Ulak Bandung Kecamatan Muara Sahung Kabupaten Kaur yang didampingi oleh Penggiat Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbud-Ristek RI) untuk Kabupaten Kaur, Meki Elyantoni, S.Pd, serta perwakilan dari Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan Kabupaten Kaur, Hertawan, S.IP, disambut oleh Kepala Desa Ulak Bandung Kecamatan Muara Sahung, Didi Hirawansah, S.Pd, dan perangkat desanya di Kantor Desa. Kedatangan rombongan ke Desa Ulak Bandung Kecamatan Muara Sahung Kabupaten Kaur tersebut dalam rangka kunjungan kerja, Sabtu (12/6/2021).

Dalam kunjungan kerja tersebut, Kepala Badan Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumatera Barat (Sumbar), Undri, menyampaikan bahwa mereka sudah bertemu dengan Bupati Kaur, Lismidianto, SH, MH. dan telah menyampaikan program Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbud-Ristek RI) dan Badan Pelestarian Nilai Budaya (BPNB).

“Program prioritas dari Direktorat Jenderal Kebudayaan yakni pemajuan kebudayaan desa dan menargetkannya sebagai pioneer untuk upaya pemajuan kebudayaan desa. Sedangkan program dari BPNB (Badan Pelestarian Nilai Budaya) ini sendiri yakni membuat Film Tradisi Kaur yang akan bekerja sama dengan TVRI Bengkulu. Kami memberitahukan bahwa di Kabupaten Kaur ada penggiat budaya langsung dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbud-Ristek RI). Beliau merupakan perpanjangan tangan langsung dari Dirjen Kebudayaan untuk Kabupaten Kaur,” ungkapnya.

Kepala BPNB juga mengatakan Film Tradisi Kaur akan dimulai dari profil desa untuk menceritakan sejarahnya. Nanti juga ada dialog antara Bupati Kaur dan Kepala BPNB, lalu film kesenian/tradisi Kaur di Ulak Bandung.

Penggiat Budaya dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud-Ristek RI untuk Kabupaten Kaur, Meki Elyantoni, S.Pd, menyampaikan rasa syukurnya karena Desa Ulak Bandung menjadi salah satu desa terpilih dari ribuan desa yang ada di Indonesia dalam program tersebut.

Di Provinsi Bengkulu sendiri ada tiga desa yang menjadi percontohan/pioneer program pemajuan kebudayaan desa oleh Direktorat Jenderal (Dirjen) Kebudayaan. Ketiga desa tersebut yakni Desa Ulak Bandung Kecamatan Muara Sahung Kabupaten Kaur, Desa Jenggalu Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma, dan Desa Talang Buai Kecamatan Selagan Raya Kabupaten Muko-muko. Jika program pemajuan kebudayaan desa ini berhasil dan dinilai sudah sesuai dengan target, maka Desa Ulak Bandung akan tercatat secara nasional pada program-program selanjutnya dan bisa difasilitasi oleh Kementerian.

“Dasar pemilihan desa pemajuan kebudayaan itu adalah pertama, desa yang mempunyai potensi budaya yang bisa diekspos dan masih eksis budayanya, serta ada niat dari desa tersebut untuk melestarikannya. Kedua, desa itu mempunyai catatan sejarah,” ujar Meki.

“Untuk program BPNB (Badan Pelestarian Nilai Budaya) Kabupaten Kaur mendapatkan program Film Tradisi Kaur yaitu Tradisi Suku Semende di Ulak Bandung, baik tariannya maupun adat istiadatnya,” tambahnya.

Meki menyampaikan, program pemajuan kebudayaan desa ini dalam penyusunannya akan didampingi oleh daya desa yang telah dipilih yakni Rahmat Pinusi, S.Kom. Beliau merupakan penghubung dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Kaur, perangkat desa Ulak Bandung, Dirjen Kebudayaan, penggiat budaya Kaur, dan BPNB Sumatera Barat yang sudah menjalani pelatihan dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud-Ristek RI selama 3 hari, dari tanggal 8 hingga 10 Juni 2021 di Jakarta.

Sementara itu, Kepala Desa Ulak Bandung, Didi Hirawansah, S.Pd, menyampaikan bahwa mereka sangat merespon baik program dari Dirjen Kebudayaan dan mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan.

“Kebudayaan di Desa Ulak Bandung ini sangatlah banyak, tetapi jarang terekspos dan juga jarang disupport pemerintah. Berangkat dari kurang diperhatikan itu, kebudayaan bisa berangsur hilang. Disini ada Tari Kuntau, Tari Dewa Sembilan, pencak silat, Cagar Budaya Jill (Penjara), Pesanggrahan, dll. Ini akan kami laksanakan sebaik-baiknya, tapi tentu kami perlu bimbingan dan pembinaan,” pungkas Didi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terkini

- Advertisment -