JAGAINDONESIA.COM – Tepat di kaki pegunungan Arjuno, terdapat sebuah bangunan rumah dari bambu yang beratapkan ijuk. Dengan luas ruangan 4X6 m² di kelilingi sawah dan berlatar belakang pegunungan menjadikan siapapun yang mengunjunginya menjadi betah. Rumah singgah ini terletak di Dusun Gunungsari desa Kertosari kecamatan Purwosari kabupaten Pasuruan.
Rumah singgah ini terbuka bagi warga setempat maupun untuk masyarakat dari luar kota. Sekilas memang mirip rumah makan yang saat ini lagi trend dengan mengusung tema alam. Justru di rumah singgah ini, disediakan makanan khas desa secara gratis bagi pengunjung.
Dengan olahan nasi jagung (beras dan jagung), kuah daun kelor yang dipetik dari dalam pekarangan sekitar, ikan asin, tempe dan tahu goreng adalah menu andalan. Tidak ketinggalan minumnya disuguhi kopi tubruk. Yang menjadi khas lagi cara minumnya disini tidak menggunakan gelas melainkan menggunakan lepek (piring kecil yang biasa digunakan sebagai alas cangkir)
H. Marsum, pegiat sosial dan penggerak masyarakat setempat mengatakan bahwa rumah singgah tersebut sengaja dibangun bersama warga untuk menciptakan suasana harmonis, dimana ketika ada percekcokan kecil di dalam rumah tangga, orang bisa menjernihkan hati dan pikiran di rumah singgah tersebut. Sehinga ketika kembali kerumah masing-masing, fikiran telah kembali fresh dan rukun, tegasnya.
“Rumah singgah juga digunakan untuk tempat kegiatan keagamaan seperti istighosah. Selain itu juga kedepan rumah singgah mempunyai program diklat dan wahana outbond diperuntukkan bagi masyarakat luas. Ini kami rencanakan karena geografis alam di desa kami begitu mendukung.” jelas abah Sum sapaan akrabnya.
Meski dibangun dengan biaya pribadi, abah Sum tetap melibatkan warga sekitar untuk bergotong royong dan sukarela dalam mendirikan rumah singgah tersebut. Sehingga jiwa kebersamaan dan rasa saling memiliki semakin terpupuk dalam.
” kita hidup di dunia ini untuk beramal dan membuat orang tertawa, luas hatinya sehingga ketika kembali di keluarganya bisa harmonis dan damai, itu saja motivasi sederhana saya untuk menggagas dan membuat rumah singgah ini” imbuh abah Sum. (JI/W.E.Y Sastra)