SIDOARJO, JAGAINDONESIA.COM – Komunitas literasi Melisa (Melek Literasi dan Olah Rasa) menggelar diskusi dengan tema ” Hikayat 1 Abad Perjuangan Warga Pakel Merebut Kembali Tanah.” Diskusi tersebut diadakan di Batsanctum Cafe & Distro Sidoarjo, Jawa Timur pada Kamis, 1 April 2021.
Tak hanya bersama internal komunitas, kegiatan juga dihadiri berbagai komunitas lainnya seperti Sisa Kertas Zine, Prasung Books, Terserahati Infoshop, Punk Baca Tulis, Aksara Merdeka Zine dan Sablon Cukil Akar Rimba Jombang.
Merujuk data KPA (Konsorsium Pembaruan Agraria), Jawa Timur tercatat memiliki jumlah kasus tertinggi terkait konflik perebutan tanah, salah satu yang sedang mencuat yaitu perjuangan warga Pakel Banyuwangi.
Menurut Roby dari komunitas Tanasaghara, perjuangan warga Pakel sudah di mulai sejak 1925 sampai sekarang. Mereka berjuang sekedar untuk melanjutkan hidup dan yang kedua berpegang pada akte 29 yang berisi bahwa warga boleh membuka lahan untuk bercocok tanam seluas 3200 hektar. Namun saat ini diduduki oleh PT. Bumi sari. Jelasnya.
“Apalagi di daerah padat penduduk seperti Sidoarjo. Konflik agraria sering kita temui. Dalam konteks ini sempat terjadi di Desa Banjarkemantren. Dimana jalan tembus yang menghubungkan Dusun Jambe dan Kemantren akan ditutup oleh pihak pabrik. Karena ini tidak sepadan dengan ganti rugi. Warga setempat mempertahankan sampai sekarang”. Sambung Wahyu dari Kabut Malam.
Diakhir mereka berkesimpulan bahwa agenda reformasi agraria masih jauh dari ideal. Hal itu dibuktikan dengan masih maraknya kriminalisasi, intimidasi, dan tindakan represi aparat ditengah-tengah masyarakat.
Tak lupa, panitia melakukan galang donasi untuk perjuangan warga Pakel Banyuwangi di iringi live musik yang dipersembahkan oleh Halaman Pengelana dan Tanasaghara.(JI/WEY sastra)