MANOKWARI, JAGAINDONESIA.COM – Penembakan oleh Orang Tak Dikenal (OTK) terjadi di Kampung Mandopi, Kabupaten Manokwari, Papua Barat pada Rabu (23/11/2022). Muhammad Ralas berusia 50 tahun menjadi korban penembakan di kampung tersebut.
Istri Muhammad Ralas yakni Nurmala (43) mengatakan bahwa korban bukan orang baru bagi warga Kampung Mandopi. Menurutnya, Ralas hampir 10 tahun bekerja sebagai operator chainsaw kayu di kampung tersebut. Selain itu, dalam kesehariannya Ralas merupakan imam Masjid Al Hijrah di kawasan Borobudur, Manokwari.
“Jadi bukan hendak mencari kayu bakar, tetapi bapak kerjanya sebagai operator chainsaw kayu di kawasan hutan sekitar Kampung Mandopi, Manokwari Utara, itu sudah sepuluh tahun,” ujar Nurmala, dikutip dari Antara, Sabtu (26/11/2022).
Nahas, nyawa Ralas tidak tertolong. Ia meninggal saat mendapat perawatan pada Jumat (25/11) sekitar pukul 01.00 WIT. Jenazah kemudian dimakamkan di Pekuburan Muslim Pasir Putih Manokwari Timur setelah shalat Jumat. Ralas tertembak di bagian perut mendekati usus lantaran ditembak dari sisi kanan.
Nurmala menuturkan, suaminya sempat menjalani operasi di RS AL Dr. Azhar Zahir Manokwari. Namun tim medis belum mampu mengeluarkan proyektil peluru hingga korban rencananya akan dirujuk ke RS di Makassar.
“Operasi pertama, pihak medis RS AL belum berhasil mengeluarkan proyektil peluru sehingga bapak dirawat sambil menunggu proses rujuk ke Makassar. Tetapi, Tuhan berkehendak lain, bapak meninggal dunia Jumat dini hari pukul 01.00 WIT,” katanya.
Sebelum dimakamkan, pihak keluarga meminta tim medis RS AL untuk mengeluarkan peluru dari tubuh jenazah. Peluru berhasil dikeluarkan dan operasi dilakukan setelah korban meninggal dunia.
Kronologi Kejadian
Nurmala menceritakan, usai ditembak suaminya sempat berdiri dan melihat tiga orang di lokasi tersebut. Menurutnya, saat Ralas berdiri, ketiga orang itu segera melarikan diri dari lokasi. Ketiganya lanjut Nurmala, merupakan warga baru yang tidak dikenal atau asing bagi Ralas.
“Ada tiga orang dengan ciri-ciri yang bapak ceritakan itu bahwa satu orang tinggi badannya, satu agak sedang sementara satu lagi merupakan perempuan. Bapak sempat berdiri saat ditembak, ketika berdiri tiga pelaku itu kemudian kabur,” ujarya, dikutip Sabtu (26/11).
Nurmala menuturkan, dalam keadaan terluka, Ralas sempat mengendarai motornya dari lokasi kejadian ke rumahnya yang berjarak sekitar 7 kilometer. Nurmala mengaku sempat mengingatkan suaminya agar lebih berhati-hati pasca kejadian penembakan di Maybrat dan Bintuni beberapa waktu lalu.
“Bapak pulang ke rumah dengan kendaraan motornya, ia masuk ke rumah dalam keadaan membungkuk. Lalu, saya tanya mengapa sambil melihat wajahnya pucat, lalu ia menunjuk ke arah perutnya sembari menyebut dia ditembak. Saat saya buka baju terlihat luka tembakan,” ucapnya.
Pihak korban berharap aparat berwenang segera menangkap pelaku penembakan agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Hal itu juga demi keamanan dan keselamatan masyarakat Manokwari.
Sementara itu, Kapolres Manokwari Kombes Pol Parasian Herman Gultom mengatakan kasus tersebut masih dalam penyelidikan. Menurutnya, pelaku masih dikategorikan sebagai OTK hingga pihak Kepolisian menemukan titik terang terkait kejadian tersebut.
“Anggota kami saat ini masih bekerja untuk mengungkap para pelaku penembakan. Para pelaku belum bisa dikategorikan sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) karena masih dalam pengembangan. Untuk saat ini masih dikategorikan sebagai OTK,” ujar Herman Gultom. (UWR)