Shanghai, RRT – Bertempat di kawasan industri Fengxian District, Shanghai, Duta Besar RI untuk RRT dan Mongolia, Djauhari Oratmangun didampingi Konjen RI, Deny W. Kurnia bersama Chairman & CEO Yantyty Group Co.,Ltd, Rudy Foniaty dan Lily Foniaty, pada pagi Sabtu, 26 Juni 2021, hadir dalam acara groundbreaking pembangunan food processing industry Sarang Burung Walet (SBW) Indonesia – Yantyty Group Co. Ltd., di kota Shanghai.
Turut hadir dalam acara tersebut antara lain Secretary Party dan jajaran pimpinan Fengxian District Shanghai, Chairman & President Indonesia Chamber of Commerce in China Region (INACHAM), Konsul Ekonomi dan Kepala ITPC Shanghai, dan Kepala Bank Mandiri Shanghai.
Untuk pertama kalinya industri produk sarang burung walet Indonesia mampu melebarkan sayap bisnis dan outbond investment-nya, di tengah kerasnya persaingan bisnis di sektor produk industri makanan dan minuman dari sarang burung walet ini di pasar Tiongkok.
Yantyty Group bersama PT Anugerah Citra Walet Indonesia (ACWI) merupakan perusahaan yang menyuplai kebutuhan bahan baku sarang burung walet berkualitas dan siap di proses dalam berbagai berbagai jenis produk, seperti makanan, minuman, kue sampai dengan kosmetik yang masuk dalam pangsa pasar produk sarang burung walet di pasar Tiongkok melalui Shanghai.
Produk sarang burung walet sendiri saat ini sudah menjadi salah satu produk unggulan Indonesia ke Tiongkok dan menyumbang sekitar 80% dari kapasitas produksi dunia untuk sarang burung walet yang memiliki kualitas terbaik.
Nilai ekspor sarang burung walet Indonesia ke Tiongkok berada diposisi pertama, dengan total nilai tahun 2020 capai US$ 413,6 juta, naik 88,05% dari total nilai ekspor periode tahun 2019.
Pada posisi ini, ekspor produk sarang burung walet Indonesia mampu kuasai sekitar 75% pangsa pasar SBW di Tiongkok. Dubes Djauhari menyampaikan apresiasi dan menggarisbawahi bahwa keberhasilan Yantyty Group dan PT ACWI bersama dengan mitra-mitra produsen SBW Indonesia lainnya, diharapkan mampu memberikan kontribusi yang lebih besar lagi bagi peningkatan perdagangan bilateral antara RI dan Tiongkok
Dubes Djauhari juga menyampaikan bahwa hubungan bilateral RI dan RRT negara sudah memasuki jenjang “Comprehensive Strategic Partnership”, yang utamanya difokuskan dalam kerja sama ekonomi, perdagangan dan investasi antara kedua negara.
Pesatnya hubungan kerja sama Kemitraan Strategis ini telah menempatkan Tiongkok sebagai mitra perdagangan terbesar Indonesia, dan Indonesia merupakan mitra perdagangan ke-4 terbesar Tiongkok. Di sektor investasi, Tiongkok juga menjadi mitra terbesar kedua investasi di Indonesia. Sinergi kerja sama ini terus dikembangkan oleh kedua negara baik dalam kerangka Belt & Road Initiative (BRI) Tiongkok dan Global Maritime Fulcrum (GMF) Indonesia.
(Sumber: KJRI Shanghai)