SORONG – Rapat kerja ke-1 suku Byak Papua Barat yang dilaksanakan di Kampung Yensawai, Pulau Batanta Utara, Kabupaten Raja Ampat merupakan kolaborasi dari Pemerintah dan masyarakat Raja Ampat bersama Kepala Suku Byak se-Papua Barat.
Sementara itu, penyediaan kapal motor (KM) Sabuk Nusantara 96 yang akan digunakan oleh masyarakat Biak di wilayah Manokwari Raya ke lokasi Raker Byak di Raja Ampat merupakan buah dari kebijakan dari Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan. Hal ini merupakan tindak lanjut dari surat yang diajukan oleh kepala suku Byak ke Provinsi Papua Barat dan Kementerian Perhubungan di Jakarta.
“Saya tegaskan dan perlu menyampaikan kepada publik Papua Barat bahwa raker Byak ke-1 Papua Barat di Raja Ampat merupakan tanggung jawab langsung dari masyarakat dan pemerintah Raja Ampat yang bersedia menjadi tuan rumah Raker Byak. Di samping itu dukungan juga mengalir dari kepala suku Byak dari kabupaten/kota se-Papua Barat” tegas Mansonanem Dr. Filep Wamafma kepada wartawan di Sorong, Rabu (4/5).
Lebih lanjut, Filep menjelaskan bahwa terbentuknya ikatan Suku Byak di wilayah Papua Barat bertujuan untuk turut berkontribusi bersama semua suku yang ada di Papua Barat dalam membangun kemajuan daerah bersama-sama dengan pemerintah.
Ia menambahkan, konsolidasi suku Byak di Papua Barat ini juga diharapkan dapat menjadi wadah pemersatu suku Byak secara internal dan membangun hubungan baik dengan semua suku di Papua Barat secara eksternal.
Selain itu, kehadiran suku Byak di wilayah Domberay dan Bomberay di Papua Barat ini hendak membangkitkan kembali kiprah suku Byak di daerah ini secara historis sebagai bentuk pemberdayaan di dalam suku.
Filep menekankan bahwa tidak ada keterkaitan tentang adanya riak dinamika politik tahun 2024 dengan semangat persaudaraan suku Byak saat ini. Menurutnya, persoalan pilihan politik merupakan hak masing-masing dan murni kehendak setiap individu.
“Kita bukan bicara politik tapi kita saat ini bicara suku Byak di Papua Barat, sebab selama ini kita suku Byak masih terpisah satu sama lain, namun saat inilah kita menggunakan kapasitas yang ada dengan kemampuan moril dan materil untuk persatukan suku sehingga kita ini saling kenal satu sama lain,” ungkap Filep. (WRP)