JAGAINDONESIA.COM – Warga Distrik Kwoor dan sekitarnya mengeluhkan maraknya aktivitas penambangan ilegal di daerahnya yang mengancam pemukiman warga. Bahkan, aktivitas ilegal itu dilaporkan telah merambah ke permukiman warga di tiga kampung, yakni Kampung Barar, Kampung Kwor dan Kampung Orwen.
Anggota Dewan Adat Suku (DAS) Wilayah Adat Tambrauw, Donatus Hae melihat langsung lokasi penambangan ilegal di Kwoor untuk memastikan dampak penambangan tersebut terhadap pemukiman warga di Kwoor.
Dalam video yang berdurasi 1:38 menit, Donatus berdiri tepat di belakang kolam yang menjadi salah satu lokasi aktivitas penambangan emas ilegal di Kwoor. Ia menyebut, tambang ilegal itu telah merusak pemukiman warga termasuk tempat ibadah di kampung tersebut. Dirinya khawatir aktivitas itu kelak juga akan dapat mengakibatkan bencana alam.
“Semua pimpinan daerah, kepala distrik, kepala kampung dan tokoh adat dan dewan adat wilayah Tambrauw, mari kita melihat jeli tambang emas Kwoor yang merusak masyarakat dan kampung besar, baik rumah, gereja dihancurkan. Tambang ilegal ini bisa memberikan dampak negatif terhadap masyarakat Kwoor. Mulai dari bencana alam seperti longsor,” ujarnya, dikutip Rabu (15/3/2023).
Lebih lanjut, dirinya pun meminta agar penambangan tersebut tidak menggunakan alat berat hingga kompresor dan sejenisnya. Donatus juga meminta kepada para pihak penambang ilegal untuk bertanggung jawab memperbaiki kembali kerusakan yang terjadi dan mengembalikan Kwoor seperti dulu.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ketua Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw (LEMATA), Vincentius Paulinus Baru. Vincen mendesak Pemerintah Kabupaten Tambrauw, Kapolda Papua Barat serta Pangdam Kasuari segera menghentikan aktivitas penambangan emas ilegal di Kwoor.
“Apapun alasannya, kegiatan penambangan ilegal sudah mengancam kehidupan masyarakat. Sekarang sudah ada polres dan sudah ada kodim di Kabupaten Tambrauw, segera bertindak dan jangan mendiamkan situasi yang terjadi di atas tanah ini,” katanya.
Tokoh pemuda desak pelaku penambang ilegal ditangkap
Menyikapi persoalan ini, tokoh pemuda Tambrauw pun turut mendesak pemda dan aparat keamanan menangkap para pelaku tambang ilegal tersebut. Ketua Lembaga Isu Strategis PMKRI Papua, Nicodemus Momo meminta Kapolda Papua Barat menghentikan aktivitas penambangan ilegal di Kwoor dan menangkap pelaku penambangan ilegal.
“Kami berharap dalam waktu dekat pak kapolda dan tim dapat turun ke lokasi penambangan tersebut dan menangkap para pelakunya,” jelasnya, Selasa 14 Maret 2023.
Momo mengaku pihaknya juga telah melaporkan hal tersebut kepada pemda namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut. Dirinya menegaskan bahwa Kabupaten Tambrauw adalah wilayah konservasi yang harus diperhatikan oleh pemerintah dan DPRD setempat. Menurutnya, tambang ilegal jelas bertentangan dengan branding Tambrauw sebagai kawasan konservasi.
Di sisi lain, para pemuda dan lembaga adat di Distrik Kwoor akhirnya melakukan pemalangan lokasi tambang emas ilegal di Distrik Kwoor. Pemalangan pada Minggu (12/3/2023) itu terpaksa dilakukan lantaran laporan masyarakat tidak segera ditindaklanjuti oleh pihak-pihak terkait.
“Kami terpaksa mengambil langkah sendiri dengan pemalangan karena sudah dua kali kami lapor ke polisi, terutama Polsek Sausopur, namun tidak ada tanggapan,” kata salah seorang pemuda di Distrik Kwoor Vestus Yesnat, dikutip dari Kompas, Selasa (14/3/2023).
Bahkan, Yesnat menyebut, banyak penambang emas ilegal itu datang dari masyarakat luar Tambrauw, termasuk adanya ASN di Distrik Kwoor yang turut melakukan penambangan emas di lokasi ini. (UWR)